Theo, Lima Batang Rokok dan Kopi Hitam

By Hamidah Foundation - 20.29

Matahari belum nampak. Suasana mendung menggelayuti di langit Makale, Tana Toraja,mesti jam sudah menindik pukul 10.00 wita di Rumah Jabatan Bupati Tana Toraja.

Bupati Tana Toraja, Theo Allorerung mulai menyeruput kopi Arabica khas Toraja. Sebatang rokok kretek ditarik dari bungkusannya.

Sembari membakar rokok, Theo pun menatap bukit dan gunung yang mengelilingi Kota Makale.

Theo pun mengalihkan pandangan, matanya nanar menatap aktivitas warga di dekat kolam Makale. Titik nol Kabupaten Tana Toraja.

Ia terlihat serius berbicara dengan Kepala BKD Tana Toraja, Meyer Dengen. Meyer duduk bersilang tangan, sesekali tersenyum, banyak kali mengangguk.

"Mari ki dek, semalam katanya datang ki? Semalam saya capek sekali, langsung istirahat," sambut Theo ketika Tribun bertamu ke rumah jabatan.

Setelah mengetahui maksud kedatangan Tribun, dia pun mulai banyak membicarakan masalah pembangunan selama lima tahun memimpin.

"Memang tidak terlihat pembangunan di Kota, baru saya bangun tahun ini. Semua pembangunan ada di desa, semua desa kita kembangkan. Bikinkan jalan, aliri air PAM," katanya.

Theo pun mengakui memang tak bisa memuaskan semua rakyat selama lima tahun memimpin.

"Karena kita tak bisa mendengar semua aspirasi rakyat karena pemerintah itu bekerja sesuai kebutuhan rakyat bukan keinginan mereka," sambungnya lagi.

Mengapa Theo berkata kebutuhan dan bukan keinginan rakyat?

"Daerah kita ini terpisah-pisah. Masyarakat di sini tinggal terpisah dan semua pegunungan. Bukan dataran rendah sehingga biaya pembangunan sangat tinggi. Itulah sehingga kita bekerja bukan karena keinginan masyarakat tapi kebutuhan," katanya.

Sebatang rokok pun habis, mantan Kepala Bawasda Pemprov Sulsel ini pun kembali membakar rokoknya kemudian menyeruput kopi hitam Arabica.

Sebelum ceritanya berlanjut, kopi hitam Arabica pun datang di depan meja Tribun. Sama dengan kopi Theo. Cangkir dan takaran sama.

"Nikmat itu kopinya. Ini langsung dari pabriknya, yang adek minum sama yang saya minum," kata Theo.

Namun, mimik Theo berubah ketika berbicara masalah dugaan korupsi Bandara Mengkendek. Kursi didorong ke belakang, rokok pun buru-buru dimatikan ke asbak.

"Itu (dugaan korupsi Bandara Mengkendek) sebenarnya mau diledakkan 2013 lalu tapi tidak jadi. Tapi mungkin sekarang mau Pilkada sehingga baru dihembuskan lagi," katanya.

“Tapi semua pembangunan jalan meski lima kadis kita ditangkap,” sambungnya cepat.

Buru-buru Kepala BKD Meyer Dengen dan ajudan "kabur" setelah Bupati membahas masalah korupsi.

Theo pun kembali membakar rokok kretek. Sebatang rokok baru sehabis membahas masalah korupsi Bandara Mengkendek.

Suara Theo menggelegar ketika berbicara usungan Partai Golkar pada Pilkada 2015.

"Saya yang melamar lah ke Partai Golkar. Tidak mungkin kita yang dilamar, selama ini saya loyal ke Golkar, kecuali Pipres kemarin saya tidak ke Golkar karena saya melihat keutuhan Sulsel. Biar pun kita kalah waktu itu yang penting Sulsel utuh karena pak JK ada di situ," katanya lagi.

Namun rokok kembali dia matikan ketika membahas hubungannya dengan Wakil Bupati Tana Toraja, Adelheid Sosang.

"Saya menginginkan pasangan (wakil) yang bisa seirama. Bisa jalan sama-sama, saling mengurusi pekerjaan masing-masing. Tidak mengurusi pekerjaan saya," katanya mengungkapkan calon wakil idamannya.

"Saya masih menyeleksi wakil saya. Kita masih cari-cari yang pas," katanya.

Rokok pun keempat pun dibakar ketika berbicara tentang patung Yesus tertinggi di Dunia.

“Memang banyak bilangi saya gila, bikin patung patung Yesus tertinggi di dunia mengalahkan patung Yesus Brasil. Tapi tak hal lain selain kita bikin sesuatu yang gila untuk dikenal. Bahwa dari daerah kecil bisa mendunia,” katanya.

Cerita Yesus ini menghabiskan dua batang rokok hingga Tribun pamitan.

“Jalan-jalan ki lagi dinda, masih ada kopi menunggu nih. Kita cerita lagi nanti,” katanya sebelum Tribun beranjak dari rumah yang berada 30 meter di atas kolam Makale. (*)



Terbit pada Harian Tribun Timur, edisi 15 Juni 2015 

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar