Anda tahu bagaimana jadinya ketika begal menjadi Anggota DPRD Makassar?
Tanyakan itu kepada Anggota DPRD Makassar dari Fraksi Partai Hanura, Jufri Pabe.
Namun, Jufri Pabe bukan jagal yang merisaukan Makassar belakangan ini.
Ia adalah jagal sapi atau pemotong sapi di daerah Antang, Manggala. Jufri juga adalah bos Tukang Jagal Sapi atau Ketua Asosiasi Pemotong Hewan di Rumah Potong Hewan, Antang, Manggala.
"Kalau begal sapi tak perlu gunakan otak tinggal baca basmalah langsung potong. Kalau di sini sangat perlu gunakan otak, ada mi hitung-hitungnya. Ada tommi lagi politiknya," ujar Anggota Komisi A DPRD Makassar ini.
Ketika turun ke 'arena' potong hewan, temannya sering kali menanyakan perasaannya menjadi anggota dewan.
"Banyak yang bertanya? Saya bilang jadi tong ki supaya bisa dirasakan karena agak beda ki ini," ujarnya.
Ia pun mengakui masih sering dimintai uang ketika turun melakukan reses atau kunjungan kerja.
"Saya bilang kita ini tak kelola uang, yang kelola itu pak wali jadi kita hanya liat saja itu kertas lalu lalang," ujarnya.
Namun, Jufri mengakui menjadi anggota dewan bukan untuk mencari uang tapi mewakili daerah pemilihannya, Pannakukang-Manggala.
"Kalau saya mau cari uang, lebih banyak itu lewat potong hewan ketimbang di sini," ujarnya. (*)
![]() |
Nenek Dg Pati meninggal dunia di Ruangan ICU RS Stella Maris Makassar, Jl Datuk Museng, Makassar, Kamis (28/5/2015) sehabis isya. |
sumber: Tribun-Timur
Sungai Dg Hayo, Antang saat ini membutuhkan pengerukan dari Dinas PU Makassar.
Warga Antang, Irfan mengatakan terjadi pendangkalan sungai Dg Hayo yang mengakibatkan air naik saat hujan lebat.
"Sungai ini tidak pernah dibersihkan sehingga enceng gondok terus berkembang dan air tidak mengalir karena tertahan enceng gondok," katanya, Minggu (4/1/2015).
Warga takut air akan meluap, seperti tahun-tahun sebelumnya karena sungai tidak dibersihkan dan tetap dibiarkan dangkal. (*)
Prof Arfin Hamid Bicara Teroris di Acara Konsolidasi Ansor Sulsel
Sekretaris PWNU Sulsel, Prof Dr Arfin Hamid mengusik julukan teroris saat menjadi pembicara Konsolidasi Kesetiaan NKRI GP Ansor dan Banser, di Kantor PWNU Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Minggu (4/1/ 2015).
"Teroris ini bisa saja ada dimana-mana, ada di dekat kita, ada dimana-mana, dulu enak mendeteksi teroris," katanya.
Konsolidasi ini betajuk: Mewaspadai Jaringan Islam Radikal di Sulsel.
Ia menambahkan, konsep teroris yang ada saat ini mendoktrin mahasiswa dengan jalan jihad perang.
"Jihad disemprotkan untuk perang padahal jihad itu konsepnya luas," ungkapnya tanpa menjelaskan konsep teroris dimaksud. (*)
Suasana Konsolidasi Kesetiaan NKRI GP Ansor dan Banser, di Kantor PWNU Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Minggu (4/1/ 2015).