Kakek Buyut, Spanish Flu dan Covid-19

By hasim.id - 16.47

Menikmati  pagi di jalanan kampung Bissoloro, Rabu (25/3/2020). 


Ketika kakek buyutku
, Siantang masih jadi pengantin muda, Virus Spanish Flu sudah menghantam dunia dekade kedua abad ke-20, tahun 1912. 


Menurut laporan nenek dan ibuku, Siantang tak mendapatkan virus Spanish Flu. Sehingga, dia tetap menjalankan bisnisnya.


Padahal, waktu itu dikutip dari wikipedia.com, Di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), sebanyak 1,5 juta diasumsikan telah meninggal di antara 30 juta penduduk.


Siantang tetap menjual logistik dari tempatnya tinggal di Desa Bissoloro Kerajaan Gowa ke Pasar Palleko Takalar.


Saat itu, dia menjadi juragan beras dan gula merah handal. Semua orang menantikan kehadirannya ketika pasar sudah tiba setiap pekan.


Saat itu, dia tak bisa berdagang ke Kota Makassar, padahal jaraknya lebih dekat.


Soalnya, pedagang pribumi tak bisa berdagang ke Makassar waktu itu yang dikuasai oleh VOC.


Saat itu, kakekku juga memang tak mau menjual barang-barangnya ke luar. Dia hanya mau menjual barang ke pribumi.


Ketika kakekku lahir, Makku pada akhir 1920-an, dia menceritakan tak pernah terserang flu mematikan.


Saat umurnya baru 15 tahun, dia sudah masuk dalam jajaran pejuang Lipan Bajeng. Semua sepupunya juga menjadi pejuang.


Saat itu, era-era melawan penjajahan Jepang. Selain itu, saat-saat melawan Belanda yang ingin kembali berkuasa.


Kakek Makku saat itu akhirnya mendapatkan sertifikat dari negara sebagai pejuang veteran.


Kakek Siantang dan Makku dilaporkan, tak pernah dideteksi terkena Spanish Flu, tak ada juga keluarganya yang terkena penyakit mematikan yang menewaskan 50 juta orang di seluruh bumi.


Data 50 juta orang itu kabur karena setelah pandemi flu Spanyol langsung terjadi perang dunia I tahun 1914, dua tahun kemudian yang berpusat di Eropa.



Kakek Siantang pun meninggal dengan tenang di kampungnya, Desa Bissoloro.


Sementara itu, Kakek Makku berhasil menikmati kemerdekaan hingga abad ke-21.


Kejadian 1 abad lalu, Spanish Flu itu meninggal berbagai pertanyaan.


Apakah pandemi flu Spanyol juga ikut berkontribusi ke perang dunia I?


Atau apakah ada krisis ekonomi waktu itu karena orang-orang dilarang beraktivitas sehingga bisa saja membuat ekonomi rontok kemudian memicu perang dunia I?


Apakah masyarakat waktu itu, masyarakat Eropa saling berebut logistik sehingga memicu perselisihan hingga perang?


Banyak referensi yang memisahkan antara Spanish Flu dan perang dunia.


Tapi, bisa saja juga kedua kejadian besar ini saling bertautan atau efek domino.


Saat ini dunia sedang dilanda Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Dari data WHO, Covid-19 menjangkit 334.981 orang, 14.652 sudah dilaporkan meninggal di 190 negara. (Updated : 24 Meret 2020, pukul 04.51).


Indonesia ikut terdampak atas virus yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China ini.


Pemerintah sudah mengambil tindakan preventif dengan meliburkan semua aktivitas perkantoran dan sekolah.


Selain itu, pemerintah juga sudah menunda semua event yang bisa mengumpulkan banyak orang.


Bahkan, pusat-pusat ekonomi juga diminta untuk tutup sementara atau dibatasi jam kerjanya.




Efek virus ini membuat ekonomi Indonesia rontok di pasar modal. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh ke angka 3.975 pada sesi perdagangan, Senin (23/3).


Angka ini jatuh sekali sejak awal tahun 2020 yang berada di angka 6.329.


Semalam, kepolisian sudah razia di Makassar ke titik kumpul masyarakat. Kepolisian dan pihak berwenang meminta masyarakat tak berkumpul.


Hal itu demi membuat Covid-19 tak memakan korban lebih banyak lagi.


Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga sudah melaporkan virus ini sudah menjangkiti 579 orang, meninggal 49 orang dan sembuh 30 orang. (Updated 23 Mei 2020)



Saat ini, virus itu belum bisa disembuhkan dengan obat apapun. Seseorang sembuh karena perlawanan dirinya sendiri.


Kita tak mau efek Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sama dengan Spanish Flu.


Semoga itu tak terjadi, mari kita saling menjaga diri agar terhindar dari virus itu. Baca referensi cara virus itu menjangkiti.


Jaga kesehatan saudara!

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar

Mari berkomentar dengan santun dan bertanggung jawab!