Ketimpangan!

By hasim.id - 21.25

Dua orang terkaya dunia, Bill Gates dan Mark Zuckerberg membuat pernyataan yang ingin menggugah para pemerintah dan orang kaya pada wisuda Harvard University. 

Ketimpangan atau gini ratio adalah kesenjangan antara golongan miskin dan kaya.


Bill Gates menyampaikan hal ini pada 2007. Hal ini beberapa kali dia ulangi selama beberapa kali pada pidato singkatnya sepanjang 26 menit. 



"Saya punya penyesalan besar saat meninggalkan Harvard tanpa kesadaran nyata akan kesenjangan yang mengerikan di dunia, kesenjangan yang tinggi antara kesehatan dan kekayaan serta peluang yang membuat jutaan orang hidup dalam keputusasaan. Penemuan dan kemajuan manusia mesti mengurangi ketimpangan."Bill Gates

Sedangkan Mark Zuckerberg menyatakan adanya ketimpangan pada wisuda Harvard University Mei 2017. 



“Tapi sekarang ini, kita memiliki tingkat ketimpangan (ekonomi) yang berdampak buruk bagi semua pihak. Bila seseorang tidak memiliki kesempatan untuk menjalankan idenya dan mengubahnya menjadi perusahaan yang sangat besar, kita semua yang akan rugi. Saat ini, masyarakat terlalu mengapresiasi kesuksesan, sehingga kita nggak banyak berbuat sesuatu supaya orang lain memiliki kesempatan.


Saat ini, masyarakat terlalu mengapresiasi kesuksesan, sehingga kita nggak banyak berbuat sesuatu supaya orang lain memiliki kesempatan.” Mark Zuckerberg




Tentu, Mark dan Bill mempunyai alasan karena dia sudah melakukan perjalanan ke berbagai pelosok dunia. 

Pernyataan ini sangat logis setelah melihat berbagai data tentang ketimpangan di dunia (lihat grafis). 


https://drive.google.com/drive/my-drive


Ketimpangan menjadi trending topic selama ini karena sangat tak adil. Lalu apakah ketimpangan itu adalah bentuk kesalahan sistem atau pribadi?

Menurut saya, ketimpangan terjadi hasil dari masyarakat tak terdidik dan tak adaktif terhadap perkembangan zaman.

Selain itu, regulasi juga tak menguntungkan untuk golongan miskin.

Namun, selama ini ketimpangan hanya dilihat dari sudut pandang ekonomi, kaya atau miskin.

Butuh sebuah parameter baru untuk mengukur masalah rasa bahagia dan kepuasan dari masyarakat.

Sehingga, tercipta sebuah tatanan masyarakat yang diterima oleh semua pihak. (*)

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar