Romantis. Cuek. Apatis

By hasim.id - 09.06

Saya dan Yuyu

AKU menulis tulisan ini di atas tempat tidur. Maklum beberapa hari belakangan ini, Aku juga terserang sakit pancaroba. 

Badan sakit, demam tinggi dan pusing.

***
Yuyu, istriku, belakangan ini uring-uringan, dia menganggap Aku tak pernah romantis, cuek dalam kehidupan dan cenderung apatis.

Tak romantis atas pernikahan kami. Pernikahan kami sudah menyentuh angka 3 tahun.

Masih kecil ketimbang pernikahan kakekku yang seumur hidup bareng istrinya.

Cuek dalam kehidupan, selama ini terkesan cuek dengan semua kehidupan rumah tangga kami. Cuek dengan keinginan dari Yuyu.

Dan cenderung apatis dengan persoalan pribadi kami.

OK...aku terima itu sebagai penilaian.

Pertama, aku mungkin tak romantis karena dia tak melihat sisi itu.

Itu karena selama ini, Aku malu menjadi sosok romantis.hehehe...

Aku bukan tipe orang pemberi bunga mawar merah, atau Romeo terhadap Juliet dalam cerita William Shakespeare.

Basic aku sains. Itu sejak aku SMP kelas satu sudah suka dengan sains.

Sehingga, sisi humanis dan sosiologis tertutup dengan sisi ilmiah. Hahaha...

Mungkin Aku bisa romantis tapi pasti kaku. Karena butuh belajar banyak untuk hal itu.

Kedua, Aku cuek terhadap keinginan, karena aku mengkalkulasi dalam otak sebesar besar kebutuhan atas keinginan itu.

Apakah tanpa barang atau jasa itu ada, maka kehidupan kami bisa berjalan.

Aku cenderung apatis, mungkin pikiran Aku saat itu memikirkan hal besar lain.

Hahaha...maklum, Aku bekerja sekarang di wilayah politik.

Event saat ini memasuki fase penting negara ini yakni pemilihan para pemangku kebijakan di level eksekutif dan legislatif.

Sehingga, aku lebih memikirkan hal ini.

Semoga ini bisa menjawab untuk sementara, selebihnya diselesaikan secara empat mata.(*)

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar

Mari berkomentar dengan santun dan bertanggung jawab!