Evolution of Feelings

By Hamidah Foundation - 00.45


I do not know why this character in 2013 changed 180 degrees. The reason is still gray. Possible hormonal activity that is not the same anymore. It used to always be serious. Never concerned with feelings. Even a junior in college said sternly. Now my character seemed relaxed, never hesitate to comment outspoken even for liver problems. Although his tone was always joking.


That's what causes me often referred penggombal. Because of all this interest feeling unstoppable. I menggombal the last a girl about 3 years ago. And ending with the dating.But because of the rush it was hindered by a feeling of professionalism in other areas such as school, work and organization. Until that feeling unstoppable. Now overflowed because rationality and modern thought lost by ancient thought (read: gut instinct) me. The subconscious brain automatically move through the checkpoint without rational or not. This feeling flows through highways as seamless generated by involuntary nerves in the spinal area.


It's very human. Even the smartest professor can not understand abstract man called feelings. Which is always dynamic. Always made her own. Like other human beings in every human being.It is probably what causes a person to think and act is often different from time to time. Human thought and feeling very easily evolved. Because of the adaptation to an open environment. Up to the slightest changes in the environment will be very influential.


I also fully understand that process feelings both men and women is very difficult. Even the feelings brought to the brink of temporary insanity. Can not distinguish between good and bad thing.


This can only be countered by tafakkur and istigfar. Remembering Allah. Worldwide human God. Only One. Today, tomorrow, and so I was faced with a situation that completely surprising. Whether it's good or bad according to the opinion. But it should be and must be faced. Because if you are not able to deal with the surprises that the die is the solution. However, during the balance of instinct and rational humans still awake it will be able to face the future dimension.


Maybe it's just the first bit of this inner war. There are many subsequent wars that will tell but I'm still a cliche. (*)

.........................................................................................................
Evolusi Perasaan

Aku tak tahu mengapa tahun 2013 ini karakterku berubah 180 derajat. Alasannya masih abu-abu. Mungkin aktivitas hormon yang sudah tak sama lagi. Dulunya selalu serius. Tak pernah peduli dengan perasaan. Bahkan junior di kampus mengatakan galak. Sekarang karakterku terkesan santai, tak pernah ragu untuk berkomentar blak-blakan bahkan untuk persoalan hati. Meski nadanya selalu bercanda.

Hal itulah yang menyebabkan aku sering disebut penggombal. Karena semua perasaan ketertarikan ini terbendung. Teakhir kali aku menggombal cewek sekitar 3 tahun lalu. Dan berakhir dengan pacaran.

Tapi karena kesibukan maka perasaan satu itu terhalangi oleh profesionalitas di bidang lain seperti kuliah, kerja dan berorganisasi. Hingga perasaan itu terbendung. Sekarang meluap karena rasionalitas dan pemikiran modern kalah oleh pemikiran purba (baca: insting) aku. Otak bawah sadar bergerak otomatis tanpa melalui gerbang pemeriksaan rasional atau tidak. Perasaan ini mengalir melalui jalan tol yang dihasilkan seakan tanpa batas oleh saraf-saraf tak sadar di area tulang belakang.

Memang sangat manusiawi. Bahkan seorang professor terpintar tak akan bisa memahami manusia abstrak yang disebut perasaan. Yang selalu dinamis. Selalu membuat arahnya sendiri. Ibarat manusia lain dalam diri setiap manusia.

Hal inilah mungkin yang menyebabkan seseorang sering kali berpikir dan bertindak yang berbeda dari waktu ke waktu. Pemikiran dan perasaan manusia sangat mudah berevolusi. Karena faktor adaptasi terhadap lingkungan yang terbuka. Hingga perubahan lingkungan sekecil apapun akan sangat berpengaruh.

Aku juga sangat memahami bahwa mengolah perasaan baik laki maupun perempuan sangat susah. Bahkan perasaan ini membawa ke jurang kegilaan sementara. Tak bisa membedakan hal baik dan buruk.

Hal ini hanya dapat dilawan dengan tafakkur dan istigfar. Mengingat Allah. Tuhan manusia sejagad. Only Esa. Hari ini, esok dan seterusnya aku diperhadapkan dengan keadaan yang serba mengejutkan. Entah itu menurut opini baik atau buruk. Tapi mesti dan harus dihadapi. Karena kalau sudah tak mampu menghadapi kejutan-kejutan itu maka mati adalah solusinya. Namun selama keseimbangan insting dan rasional masih terjaga maka manusia akan bisa menghadapi dimensi masa depan.

Mungkin itu saja dulu sekelumit perang batin hari ini. Masih banyak perang-perang selanjutnya yang akan aku ceritakan namun masih klise.  (*)

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar

Mari berkomentar dengan santun dan bertanggung jawab!