Sudah lama kami merasakan panas, hingga keluhan
hingga sumpah serapah keluar dari mulut makhluk yang sering tak sabar yakni
manusia. Ia merasa tak syukur dengan terik yang engkau berikan. Ia merasa
sangat bosan dengan sinar matahari yang mencerahkan dan menghangatkan. Ia tak
sadar bahwa ini juga adalah kontribusinya. Karena tak menjaga alam. Tak
memelihara kehidupan makhluk lain. Padahal sudah menjadi tugas setiap manusia
menjaga alam.
Lihatlah manusia dengan enteng merusak hutan. Membuang
sampah. Memburu hewan. Alasan mereka hanya satu. Yakni untuk hidup. Hidup mewah
dan bergelimang harta semu tentunya. Semakin kaya harta manusia semakin ganas
juga kerusakan yang mereka buat.
Hari ini Engkau menurunkan hujan. Hujan yang sering
Engkau sebut sebagai rahmat. Anugrah bagi makhluk tak terkecuali makhluk
pelupa, manusia.
BACA JUGA:
BACA JUGA:
31 DESEMBER
Engkau telah memanjakan hambamu. Tak ingin Engkau melihat
mereka menderita dengan teriknya matahariMu. Sehingga engkau turunkan hujan untuk
menyejukkan mereka. Membersihkan makhlukmu.
Namun lagi-lagi, aku yakin banyak manusia mengeluh. Hingga
keluhan konyol sering kali terucap. Tak bisa bekerja maksimal lah. Perlu biaya
tambahan. Menghambat lah.
Jika aku sebagai Tuhan maka sudah “kuratakan” semua
manusia tak bersyukur hingga setinggi dengan pijakanku. Namun Engkau tidak.
Meski manusia tak acuh, Engkau tetap memberi mereka hidup. Memberi mereka kasih
sayang.
Tuhan... mengapa Engkau selalu tak bisa dimengerti. Kadang
baik namun kadang juga cuek. Kadang
pro dengan kehendakku tapi kadang sangat bertentangan dengan cita-citaku.
Sudahlah! aku tak berhak mempertanyakan kehendakmu. Engkau
mahatahu dan mahakuasa. Aku dan seluruh isi bumi adalah milikMu. KerajaanMu. Jadi
apapun mauMu, aku hanya bisa pasrah. Meski sering tak aku suka. Tapi suka hanya
persoalan rasa. Sebentar lagi hilang. Rasa tak abadi. Karena manusia pelupa. (*)
FOLLOW MY INSTAGRAM!
0 komentar