MOHAMAD Roem (ketua DPRD Sulawesi Selatan periode 2009-2019), seorang politisi Partai Golkar.
Ia paling senior saat saya menjadi jurnalis politik di Sulawesi Selatan.
Pribadinya tak pernah marah.
Pernah suatu ketika, saya membuat berita soal konflik Partai Golkar periode 2016.
Saat itu, Partai Golkar dalam suasana konflik.
Ketua DPD Partai Golkar Sulsel, Syahrul Yasin Limpo akan diganti.
Nurdin Halid akan mengganti Syahrul.
Roem kala itu paling sulit.
Bahkan, Roem tak mau berbicara banyak.
Sebab, ia adalah tangan kanan SYL selama ini.
Sementara itu, SYL baru saja kalah dari Musyawarah Nasional Partai Golkar.
Kehebatan Roem di sini terlihat, dia ternyata mampu masuk kembali sebagai pengurus inti.
Jabatannya tetap sebagai ketua harian.
Tak ada banyak komentar.
Hanya senyuman dengan lesung pipinya nampak ketika semua jurnalis memburunya.
Sesekali dirinya pun tertawa.
Menurut saya, Roem sudah menyatu dalam politik Golkar.
Lobi-lobinya tak pernah gagal.
Akhirnya, dia bersama kelompok lama tetap menjadi pengurus inti Partai Golkar.
Roem baru keluar dari Golkar ketika berhenti sebagai Ketua DPRD Sulsel.
Hak Angket
Kepemimpinan Roem sebagai ketua DPRD Sulsel membuat sejarah pada akhir masa jabatannya.
Hak Angket kepada gubernur dan wakil gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman.
Ada banyak masalah sehingga, DPRD Sulsel memilih jalur hak angket.
Hak angket ini adalah pilihan terakhir setelah ketegangan berbulan-bulan dengan pemerintahan baru.
Akhirnya, rapat ini pun mulai.
DPRD Sulsel memperlihatkan kemampuan investigasi.
Anggota DPRD Sulsel periode 2014-2019, Kadir Halid, Selle KS Dalle dan Arum Spink memimpin hak angket ini.
Mereka ‘menguliti’ kepemimpinan NA-Andi Sudirman.
Meski tegang, ternyata Roem terus menjalankan lobi-lobi politiknya.
Tak segang dia mendatangi rumah jabatan gubernur.
Sehingga, konflik dalam Hak Angket ini bisa selesai.
Kritik Dibalas Senyuman
M Roem tak pernah marah di depan publik.
Ketika ada berita yang menyorot.
Dia tak pernah marah.
Bahkan, ketika marah dia tak pernah tampil di publik.
Dirinya memilih untuk diam.
Pernah suatu ketika, ada berita yang cukup menyudutkannya.
Dirinya pun nampak tak banyak bicara.
Hanya sekitar tiga hari, Roem kembali ke kesedia kala, tersenyum.
Sehingga, pantaslah, Roem tak memiliki musuh dalam politik.(*)
0 komentar
Mari berkomentar dengan santun dan bertanggung jawab!