SAYA pertama kali dekat dengan Amran Sulaiman ketika pemilihan presiden (Pilpres) 2014 lalu.
Saat itu, saya mendapatkan tugas pengganti untuk mengawal informasi ke masyarakat soal Sahabat Rakyat, relawan pemenangan Joko Widodo.Amran saat itu nampak sangat terbuka soal pemenangannya.
'
'
Tak tanggung-tanggung semua informasi soal kedatangan Joko Widodo ke Makassar, Sulawesi Selatan.
Pada suatu malam, 25 Mei 2014, sebulan lebih sebelum pemilihan presiden 9 Juli 2014, Amran Sulaiman menelpon langsung.
Ia ingin memperlihatkan ada seorang tokoh datang berkunjung.
Saya pun bergegas berangkat.
Tas kecil di atas meja kantor Tribun Timur, saya tarik.
Kunci motor pun sampai terjatuh.
Jalanan dari Jl Cendrawasih No 430, Makassar ke ruko pemenangan Amran Sulaiman di ujung Jl AP Pettarani terasa lowong.
Padahal waktu itu, jalanan sangat macet.
Kurang dari 15 menit, saya sampai ke ruko pemenangan.
Semua tim inti dari Sahabat Rakyat berkumpul di lantai dua.
Belum ada tokoh yang datang.
Semua wajah-wajah yang ada hanya orang biasa.
Barulah beberapa waktu kemudian, Amran mendapatkan telpon dari seorang pejabat.
Telpon blackberry miliknya berdering.
"Ini sudah menelpon...baru dicerita," katanya.
Dari ujung telpon, suara itu nampaknya tak asing.
Setelah beberapa saat, ada suara sirine mobil patwal terdengar.
Amran pun nampak tersenyum.
"Selamat datang Pak Wagub," katanya.
Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu'mang pun masuk ke ruangan.
Saya mau bergeser ke ujung namun Amran menahan tetap di sampingnya.
Akhirnya, saya duduk pas di samping Amran.
Salah satu tim pemenangan Sahabat Rakyat sekaligus mantan Sekretaris Badan HMI Sulselbar, Abd. Waris berada pas samping.
Saat itu, Amran menjelaskan beberapa perjuangannya memenangkan Joko Widodo.
Beberapa saat kemudian, Agus pun diplot sebagai Dewan Penasihat Sahabat Rakyat.
Dari situ, pertemuan dengan Amran semakin intens.
Pertemuan Jokowi
Amran suatu siang mengajak bertemu dengan calon presiden Joko Widodo sebelum salat Jumat.
Amran suatu siang mengajak bertemu dengan calon presiden Joko Widodo sebelum salat Jumat.
Saat itu, saya dan jurnalis harian Fajar Nasrun Nur bertemu langsung dengan Jokowi.
Saat itu, Jokowi akan transit di Makassar dari Papua.
Kami pun tak menyangka akan bertemu langsung dengan Jokowi.
Jadilah semua orang di bandara internasional Sultan Hasanuddin Makassar kaget.
Jokowi tiba-tiba duduk di ruang tunggu.
Karena sangat mendesak, kami pun wawancara sekitar 5 menit.
Joko Widodo menjelaskan soal "tol laut".
Sehabis itu, kami bersalaman dengan Jokowi.
Setelah itu, Jokowi mengajak kami untuk salat jumat.
Jadilah, Joko Widodo salat pas di samping saya.
Andaikan fenomena wefie waktu sudah booming, mungkin saya akan wefie bareng.
Setelah jumatan, Jokowi pun terbang ke Jakarta.
Itu adalah pertemuan singkat dengan Jokowi.
Jadi Menteri Pertanian
Pada suatu malam pasca pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Amran Sulaiman masuk dalam radar menteri.
Pada suatu malam pasca pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Amran Sulaiman masuk dalam radar menteri.
Ada beberapa plot menteri untuk pria asal Kabupaten Bone ini.
Namun, paling kuat adalah menteri pertanian.
Saya pun mendapatkan tugas untuk menelpon Amran dari Manager Produksi Tribun Timur, AS Kambie.
"Informasi yang kami dapat, nama bapak masuk dalam daftar menteri," kata saya bertanya.
Amran dengan nada pelan dan sedikit tertawa.
"Darimana kita dapat informasinya, ndi. Kami ini tak mau mendahului. Kita malu nanti kalau sudah bicara baru belum ada kepastian," katanya.
Setelah itu, Amran Sulaiman dikabarkan sudah terbang ke Jakarta.
Kemudian, pada malam 27 Oktober 2014, Amran diperkenalkan sebagai menteri pertanian. (*)
x
x
0 komentar
Mari berkomentar dengan santun dan bertanggung jawab!