Diburu Kesibukan

By Hamidah Foundation - 16.21


Maka kata senior pun terbukti. Setelah beberapa hari lepas dari kampus pemikiran pun terpecah. Ibarat berada di sebuah pulau kecil, yang panik memikirkan makanan, minuman, dan kapal untuk pulang ke rumah. Hanya bisa berpikir cara untuk tak mati di tempat tersebut maka semua daya dan pikiran diarahkan ke arah sana. Sering kali melupakan kesehatan. 

sumber: http://www.theschooloflife.com

Itulah yang saya rasakan selama beberapa hari tak mengenyam bangku kuliah. Hari-hari berlalu cepat. Tak sama ketika jadi mahasiswa, santai saja menjalani waktu. Tak peduli siang dan malam. Masalah keuangan masih ada orang tua yang membantu. Uang hasil kerja paruh waktu dihabiskan dalam waktu sebulan. Tanpa memikirkan masalah keuangan esoknya. Urusan besok maka besok juga diselesaikan. Terlalu boros dalam mengolah keuangan. Selalu saja membeli makanan atau pun hal-hal lain dengan sesuka hati. 

Namun itu semua mulai terbatasi saat ini. Semua pikiran hanya diperuntukkan untuk materi. Itu yang saya rasakan. 

Teman pun datang menghampiri saya. Ia memang belum selesai. Namun ada nasehat yang membuat saya tertegung. "Memburu materi boleh, namun jangan lupa agama dan urusan rohani," katanya santai. 

Namun hari itu masalah agama, masih belum terpikirkan. Memang sih masalah ini penting. Baru lah hari ini kata-kata teman tentang perlu agama terngiang-ngiang di kepala. 

Banyak sekali memang kasus stres dan depresi menghinggapi manusia karena tak siap dengan cobaan dari Allah. Mereka tak siap jatuh. Tak siap dengan cobaan "Sang Raja Kehidupan". Bukankah kita ini hanya hamba. Yang tak punya daya jika "Sang Pemilik" mengkehendaki apapun kepada kita, manusia, untuk menjadi miskin dan tak mempunyai apa-apa. 

Bukankah kekayaan, uang dan semua properti yang kita gunakan hanya pinjaman. Pinjaman yang jaminannya adalah tanggung jawab. Tak bisa apapun yang bisa menggantinya dengan apapun yang kita miliki. Bukankah kita tak punya apapun, semua yang ada 'dibaju' dan sekitar kita adalah milik Dia. 

Maka kenapa kita mesti melupakan Allah saat kita mulai mencari materi? lebih-lebih lagi sudah berhasil. Maka tak ada alasan satu pun untuk melupakan Allah. Bukankah pinjaman kita lebih banyak lagi? Bukankah tanggung jawabnya makin besar? Bukankah misi "Sang Pemilik" juga ada dipundak kita? 

Maka tak ada alasan untuk menyombongkan diri. (*)

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar