Pemerintah yang baik hati, Anda beralasan menaikkan Bahan
Bakar Minyak (BBM) karena subsidi terlalu berat untuk APBN. Tapi apakah karena
beban itu Anda rela melihat masyarakat kesusahan dan menderita. Bukankah untung
pemerintah melalui BUMN sudah lebih kalau disalurkan untuk masyarakat? Bukankah
biaya operasional pemerintahlah yang mengambil 50 persen lebih APBN! Kenapa minyak
kita hargai dengan harga asing. Bukankah minyak itu punya kita. Entahlah! Aku
justru ragu pemerintah bekerja untuk rakyat. Anda hanya bekerja untuk diri
sendiri. Memperkaya diri sendiri. Namun keragu-raguanku selalu berupaya aku
tepis namun fakta selalu menambah keragu-raguanku.
Sumber: Vivanews.co.id |
Setelah Anda menaikkan BBM, mengapa Anda tak
mengontrol geliat yang ada di lapisan masyarakat. Anda membiarkan harga bahan
pokok, jasa kendaraan dan dampak-dampak lainnya tak terkendali. Anda semacam
lepas tangan. Yah...LEPAS TANGAN. Membiarkan gejolak dimana-mana.
Solusi BLSM yang Anda tawarkan pun masih abu-abu. Hanya
memberikan nafas sebentar, habis itu Anda membiarkan rakyat kembali menderita. Apakah
Anda sudah memirkan masa depan mereka. Bukankah mereka harus bekerja 2 kali
untuk bisa hidup.
Mengapa Anda tak menggunakan wewenang Anda sebaik
mungkin untuk mengatur dan mewaspadi gejolak kenaikan BBM. Bukankah Anda
bertanggungjawab atas hal itu. Bukankah itu tujuan Anda dipilih oleh kami, RAKYAT.
Memang kenaikan ini bagus, bagus untuk pengusaha dan
baik untuk pemerintah. Meski selalu berkata baik untuk ekonomi Indonesia. Ekonomi
yang hanya dimiliki oleh si kaya.
Wahai pemilik kendaraan, mengapa Anda menaikkan jasa
kendaraan terlalu tinggi. Sampai 50 persen. Bukankah kenaikan ini tak akan
mengurangi rezeky Anda. Bukankah jika dihitung dengan baik, Anda tak akan rugi justru
untungnya akan bertambah banyak lagi. Seakan-akan kenaikan ini membuat Anda langsung
miski jika tak menaikkan.
Wahai penjual bahan pokok, mengapa Anda menaikkan
harga selangit sebelum BBM naik. Mengapa Anda terlalu takut tak bisa untung
jika BBM sudah naik. Mengapa Anda mengambil keuntungan bukan pada tempatnya. Mengapa
Anda rela berbohong hanya untuk kepentingan sesaat ini.
Wahai rakyat, mengapa Anda tak sadar dengan dampak
BBM dan hal-hal yang berkaitan dengan BBM. Mengapa Anda rela ‘menjual’ diri
hanya untuk kesenangan sesaat. Apakah dengan diberi uang, Anda sudah senang.
Sampai kapan Anda akan begini. Tangan di bawah. Mengapa Anda bermental miskin.
Miskin hati. Mengapa kita selalu kalah dengan manuver politik pemerintah.
Apakah karena keterpaksaan? Mungkin. Salah satu
warga Pondok Labu, Nisan, pemberian BLSM yang hanya sementara hanya menunda
kesulitan masyarakat. Sebab, dampak kenaikan BBM tidak sementara.
"Kalau kami lebih pilih BBM tidak naik
dibanding naik tapi dapat BLSM," kata dia pada Republika.
Wahai pemerintah, bukankah ini sudah menjadi alasan bahwa masyarakat tak mampu. Apakah Anda
akan lepas tangan lagi setelah empat bulan? Entahlah. Itu adalah keputusan Anda
karena kami hanya rakyat yang hanya bisa diperintah. Namun jika Anda sudah
keterlaluan kami akan protes. Protes yang membuat Anda jera.
Mudah-mudahan Tuhan memberikan negara ini pemimpin
yang pro rakyat. Tak takut dengan negara asing yang selalu mengintimidasi. Tak
menjadi pengekor. Mudah-mudaha Tuhan memberikan rahmat kepada rakyat Indonesia.
Supaya mereka berada di jalan-Mu. Amin. (*)
0 komentar