Hari yang terik melakukan perjalanan menuju Kecamatan
Segeri, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Kecepatan kendaraan rata-rata di
atas 100 km/jam. Itu terlihat dari spedometerku terlihat 90 km/jam.
Satu per satu mobil panther dan bis melaju cepat di sampingku. Penulis terpaksa minggir dan menurunkan kecepatan. Karena akan sangat berbahaya jika tersambar mobil, bisa-bisa terpental.
Namun Alam dan kawan-kawannya tak takut berjalan setiap
hari. Meski bahaya sering kali mengancam. Ia bersama ketiga temannya tetap
gigih mencari ilmu. “Saya ingin menjadi orang cerdas kak,” katanya yang terlihat
masih ragu dengan keberadaanku.
Namun penulis juga kasihan dengan anak-anak
sekolahan yang tinggal di jalan raya Pangkep ini. Mereka menempuh jarak yang
lumayan jauh dengan berjalan kaki. Terik matahari menghujan mereka tiap hari. Seringkali
hujan juga menghadang. Namun tak pernah sekalipun hadangan ini menjadi
alasan untuk tidak ke sekolah.
Mungkin kisah anak-anak di Pangkep ini tak setragis
kisah anak sekolahan di Banten dan daerah lainnya (baca berita terkait), yang mesti bertarung nyawa
setiap hari. Namun anak-anak ini juga harus menjadi perhatian utama pemimpin.
Selanjutnya pemimpin harus merumuskan formula untuk keamanan anak-anak sekolahan. Mulai dari saat mereka menuju dan dari sekolah. Bisa dengan bis atau kendaraan angkutan umum untuk mengangkut mereka.
Kita bisa mencontoh SMPN 7 Parepare di Keluarahan LemoE Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare . Pihak sekolah menyewakan atau membelikan siswa di sana angkutan umum. Menurut sekolah, dana berasal dari dana bos ditambah sumbangan orang tua siswa.
"Kami membelikan mereka kendaraan supaya mereka datang sekolah," kata Makmur S.Pd, M.M., Kepala Sekolah SMP 7 Parepare waktu itu.
Penulis sangat kaget mendengar fakta tersebut. Ternyata masih ada sekolah yang sampai berpikiran seperti itu. Mungkin kasusnya beda dengan sekolah yang ada di Pangkep.
Namun intinya di sini bagaimana supaya anak sekolahan aman sampai ke sekolah dan tak terhambat dengan permasalahan yang sesungguhnya ada jalan keluarnya. (*)
Subscribe my akun Youtube:
Selanjutnya pemimpin harus merumuskan formula untuk keamanan anak-anak sekolahan. Mulai dari saat mereka menuju dan dari sekolah. Bisa dengan bis atau kendaraan angkutan umum untuk mengangkut mereka.
Kita bisa mencontoh SMPN 7 Parepare di Keluarahan LemoE Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare . Pihak sekolah menyewakan atau membelikan siswa di sana angkutan umum. Menurut sekolah, dana berasal dari dana bos ditambah sumbangan orang tua siswa.
"Kami membelikan mereka kendaraan supaya mereka datang sekolah," kata Makmur S.Pd, M.M., Kepala Sekolah SMP 7 Parepare waktu itu.
Penulis sangat kaget mendengar fakta tersebut. Ternyata masih ada sekolah yang sampai berpikiran seperti itu. Mungkin kasusnya beda dengan sekolah yang ada di Pangkep.
Namun intinya di sini bagaimana supaya anak sekolahan aman sampai ke sekolah dan tak terhambat dengan permasalahan yang sesungguhnya ada jalan keluarnya. (*)
Subscribe my akun Youtube:
0 komentar