Hari ini adalah hari yang menggembirakan sekaligus menyedihkan
untuk kamu. Gembira karena kamu melangkah ke tahap kedewasaan, kematangan
berpikir, memasuki dunia baru.
Namun juga menjadi kesedihan karena kamu harus meninggalkan
masa-masa remaja. Mesti beranjak ke jalan kedewasaan. Meninggalkan masa muda. Masa
yang mungkin indah. Ceria.
Hal ini adalah kodrat seorang hidup di dunia. Pasti akan
meninggalkan. Bahkan pertemuan kita tadi sudah kita tinggalkan. Hanya Tuhan
yang berwenang mempertemukan kita lagi.
Meski ulang tahun adalah budaya orang-orang barat. Yang sering
diklaim sebagai atheis. Namun kita mesti menanggapi prosesi berkurangnya umur sebagai
ajang instropeksi diri. Apakah kamu sudah berbuat yang benar? Apakah kamu sudah
mencapai cita-cita? Bagaimana hubunganmu dengan pencipta dan manusia?
Semua pertanyaan ini hanyalah sebagai dari bentuk muhasabah.
Yang tak lain akan menjadi pijakan untuk selalu pada jalur yang benar. Muhasabah
ini juga sebagai kompas kehidupan. Mengingatkan kau disaat lupa.
Karena hidup ini sebenarnya dijalani sendiri. Kamu yang menjalani
bukan siapa-siapa. Semua kebaikan dan keburukan yang kau lakukan akhirnya akan
kembali kepadamu.
Saya pun teringat kata Rasulullah, “Orang yang pandai adalah
yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan
sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa
nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah swt.”
Kita mungkin baru berkenalan. Masih asing. Namun itu tak mengurangi
hal yang akan aku sampaikan. Selamat milad. Umur 19 tahun masih muda. Masih banyak
tantangan kehidupan.(*)
0 komentar
Mari berkomentar dengan santun dan bertanggung jawab!