Seorang ibu beranak lima sedang susah hati ke sana
kemari. Ia ingin membeli beras. Pilihan pertama dia masuk ke dalam sebuah toko serba
ada (Toserba). Ia mengantongi lima ribu rupiah. Harga beras di toserba sudah
tertera. Harganya Rp5.500. Si ibu ingin menawar. Namun penjaga toko enggan
mengurangi harga meski kurang dari lima ratus rupiah.
Bahkan penjaga toko pun tak akan bisa memberikan takaran
beras kurang dari seliter. Akan beda ceritanya jika uang si ibu berlebih hampir
dipastikan tak akan ada kembaliannya. Akhirnya si ibu berlalu dan memilih ke pasar
tradisional. Ia bisa mendapatkan beras bahkan si penjual beras bisa menambahkan
jika si ibu menceritakan nasib kelima anaknya yang lagi kelaparan. Dan hanya
menunggu beras itu untuk mengisi perut mereka.
Dari kisah singkat di atas sudah dapat dirasakan
bagaimana sistem yang berlaku di negara kita tercinta. Bukankah akan lebih
kacau jika kelima anak ini kelaparan. Anak ini bisa mencuri dan berbuat
kejahatan lainnya. Akhirnya kekacauan sosial akan semakin merebak ke segala
penjuru negeri. Negara kita katanya masih menganut sifat gotong royong. Sifat
saling membantu. Namun mengapa kita lebih memilih jalur seperti toko tadi. Inilah
mungkin yang dimaksud dengan kapitalisme.
Menurut KBBI kapitalisme adalah sistem atau paham
ekonomi yang modalnya bersumber bersumber pada modal pribadi atau modal
perusahaan swasta dengan ciri persaingan di pasar bebas. Sedangkan menurut
Wikipedia kapitalisme atau kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa
pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya.
Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi pasar
guna keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara
besar-besaran untung kepentingan-kepentingan pribadi. Yah…pasar yang menjadi
raja. Pemimpin duduk manis saja. Nanti akan ada bagiannya.
Menurut penulis kapitalisme ini mempunyai hasrat besar
memiliki di tengah sumber daya alam yang terbatas. Dan memang yang memulai
kapitalisme adalah negara yang tak mempunyai sumber daya alam banyak seperti negara
eropa. Tak jarang negara-negara yang tak punya sumber daya mumpuni melakukan
intervensi kepada negara kaya SDA seperti negara ini, Indonesia.
Lalu mengapa Indonesia yang punya banyak SDA juga
mempraktikkan faham ini. Paham ciptaan Adam Smith ini justru mematika rasa kemanusian.
Lihatlah dampak kapitalisme. Masih ingatkah Anda dengan kisah bayi Naila yang
meninggal di Rumah Sakit Umum Lasinrang, Pinrang, Sulawesi Selatan. Bukankah
ini dampak kapitalisme. Orang terlebih dahulu mementingkan persoalan
administrasi dan uang ketimbang nyawa. Karena sifat kapitalisme adalah maksimalisasi
profit.
Hal ini tak mengherankan. Presiden SBY pernah
berkata,” Saya sebagai Chief Salesperson Indonesia Inc, mengundang Anda semua
untuk berinvestasi di Indonesia dan membangun kerja sama yang kuat," kata
Yudhoyono, di hadapan 1.200-an CEO se-Asia Pasifik, di BICC, Nusa Dua Bali,
Minggu, 6 Oktober 2013.
Saya menduga Indonesia adalah pasar. Pasar yang
membuat mata asing merah. Indonesia bagaikan gadis perawan. Semua kekayaan alam
ada di sini. Sebutkan yang anda tahu. Akan anda dapat di perusahaan yang
bernama Indonesia Inc.
Mengapa penulis mengatakan bahwa kapitalisme bukan diperuntukkan
untuk manusia?
Karena kapitalisme membuat kesenjangan sesama
manusia sangat jauh, membuat persaudaraan antar sesama hancur, melanggengkan perbudakan
dalam perusahaan, neo imperialisme, dan semakin membuat kita jauh dari Tuhan.
Coba lihat kota di Indonesia yang menerapkan
kapitalisme pasti kacau. Kelaparan. Kebohongan. Bermegah-megah dimana-mana. Hukum
rimbalah yang berlaku. Seperti bahasa penulis mematikan rasa kemanusiaan.
Memang ini adalah opini namun terjadi di sekitar kita. (*)
Tulisan ini pernah dimuat di harian Tribun Timur, 26 Desember 2013
0 komentar