Berbicara tentang back to campus, mungkin teman-teman yang membaca tulisan ini
berpikir. Memang ke mana saja selama
ini?Maka saya menjawab Saya dari perjalanan yang panjang. Tiga tahun lamanya
bergelut di dunia yang asing dan baru saya kenal. Jurnalistik, nama dunia itu. Diskusi,
Isu, Protes, Kebebasan, Menulis. Ini adalah sebagian dari sisi-sisi dunia jurnalistik
yang saya geluti. Ada banyak pengorbanan. Waktu, kuliah dan materi adalah segelintir
dari kurasan pengorbanan Saya. Penggerogotan mental menjadi pengorbanan
terbesar Saya. Dicaci dan ditolak menjadi makanan lazim ketika masih bergelut
di dunia ini. Tapi hasilnya telah memberi manfaat saat ini. Saya bisa bekerja
dengan gaji yang cukup untuk hidup sebulan.
Setelah kembali menjalani hari-hari menjadi
mahasiswa pada umumnya, kuliah. Hampir semua aktivitas lembaga kemahasiswaan Saya
tinggalkan. Saya kembali menjalani kuliah, praktikum, dan berdialog tentang
keilmuan Jurusan Biologi. Setelah fokus dengan Ilmu Biologi setahun belakangan
ini. Saya merasa religius dan merasa benar-benar manusia dikendalikan oleh
kekuatan yang maha dahsyat, kekuatan Tuhan. Semakin Saya mencoba mendalami Ilmu
ini, saat itu pula muncul pertanyaan yang tak bisa Saya dapatkan. Patah arang.
Namun ketidaktahuan ini semacam candu untuk terus
mencari kebenaran di balik kebenaran.
Terlepas dari kuliah aktif selama setahun ini
akhirnya tiba juga menjalani KKN. Aku mengambil KKN yang dipadukan dengan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di Kota Parapare. Nuansa di sana memang tak seperti
daerah lain. Nuansa kota sangat terasa. Bak tak beranjak dari Makassar. Suatu
kesyukuran karena Saya ditempat di daerah pedesaanya. Hingga nuansa pedesaan
tetap kami rasakan. Saya menjalani masa-masa KKN di bersama delapan belas teman
yang berasal dari empat fakultas berbeda. Ada dari Fakultas Bahasa dan Sastra,
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Fakultas Seni dan Desain dan terakhir Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, fakultas Saya. Suasana KKN memang sangat
berbeda dengan suasana kampus. Bergaul dengan masyarakat baru, beradaptasi
dengan lingkungan baru, dan bekerja sama dengan teman baru. Saya anggap
aktivitas ini sangat menyenangkan. Khazanah hidup semakin kaya.
Terakhir yakni pertemuan dan perpisahan dengan teman
sejawat. Pertengan tahun ini menjadi
kado perpisahan untuk teman-teman kuliah. Lebih dari 3 tahun kami bersama, akhirnya beberapa teman sudah
hengkang dari kampus. Mereka telah menyelesaikan kuliahnya. Mulanya hanya lima
kini hampir semua meninggalkan kampus. Setelah menjadi sarjana, sebagaian dari
mereka melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya, Strata dua. Ada yang menjadi
tenaga honorer. Namun ada juga yang masih menganggur. Aku sekarang mencoba
menyusul mereka.
Pertemauan dengan teman KKN menjadi kado saya juga
di pertengahan tahun ini. Mereka semua berlatar belakang sangat berbeda. Ada Susi
dengan badan atletiknya namun hatinya lembut. Ada Sufyan dengan ketekunannya. Ada
Lisma dengan godaannya. Ada Imha dan Ewy dengan perhatinnya. Ada Aviv, Mul dan
Ozy dengan kemeriahan dan keanggunan seninya. Ada Maryam dengan kepeduliannya
kepada anak-anak. Ada Arina dengan kerajingannya memasak. Ada Kris dengan film
koreanya. Ada Ode dengan kerajingannya di seksi antar surat dan perlengkapan.
Ada Adin dengan kesiapannya untuk kerja kasar. Ada Kahfi dan Malwadi dengan kegigihannya
memimpin posko. Ada Endang dengan kejutannya. Ada Maman yang akarba disapa Habibie
dengan kemauannya untuk terlibat di segala aktivitas KKN. Terakhir yang hampir
terlupa ada Indah dengan talk less do
more-nya.
Mudah-mudahan kalian sehat dan tak terjadi
malapetaka sehingga kalian lupa dengan kebersamaan kita selama tiga bulan di Kota
Bandar Madani. Akhir dari perpisahan Kita disuguhi dengan cucuran keringat plus
air mata. Bahkan yang tak akan pernah saya lupakan adalah Adin dan Aviv. Saya
melihat mereka adalah style lelaki jantan zaman sekarang. Namun mereka sangat
lembut dan ternyata terjadi juga hujan di mata mereka. Mungkin ini dulu yang
Aku katakan untuk teman-teman KKN-PPL Lemoe. See you next time.
Cita-citaku sekarang tak muluk-muluk hanya ingin
selesai di UNM tahun depan. Aku jalani saja kehidupan ini dengan penuh
keikhlasan dan kesabaran. Punya kerjaan yang cukup untuk menabung. Entah peruntukan
tabungan itu untuk lanjut sekolah atau sekalian menikah. Terakhir izinkan Saya
menutup tulisan ini dengan mengutip kalimat Professional
Speaker, Brian Tracy.
Setiap pria dan wanita sukses adalah pemimpi-pemimpi
besar. Mereka berimajinasi tentang masa depan mereka, berbuat sebaik mungkin
dalam setiap hal, dan bekerja setiap hari menuju visi jauh ke depan yang
menjadi tujuan mereka. (*)
0 komentar
Mari berkomentar dengan santun dan bertanggung jawab!