Kaleidoskop 2012: My Life, My Destiny

By Hamidah Foundation - 01.35

28 Desember 2012, Akhirnya penghujung tahun 2012 kian mendekat. Ada banyak cerita menghiasi perjalanan hidupku tahun ini. Mulai dari back to campus setelah melewati perjalanan panjang di dunia lembaga kemahasiswaan, Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Parepare, bertemu dengan teman baru sekaligus berpisah dengan teman lama. Inilah mungkin konsekuensi dari sebuah kehidupan.

Berbicara tentang back to campus, mungkin teman-teman yang membaca tulisan ini berpikir. Memang  ke mana saja selama ini?Maka saya menjawab Saya dari perjalanan yang panjang. Tiga tahun lamanya bergelut di dunia yang asing dan baru saya kenal. Jurnalistik, nama dunia itu. Diskusi, Isu, Protes, Kebebasan, Menulis. Ini adalah sebagian dari sisi-sisi dunia jurnalistik yang saya geluti. Ada banyak pengorbanan. Waktu, kuliah dan materi adalah segelintir dari kurasan pengorbanan Saya. Penggerogotan mental menjadi pengorbanan terbesar Saya. Dicaci dan ditolak menjadi makanan lazim ketika masih bergelut di dunia ini. Tapi hasilnya telah memberi manfaat saat ini. Saya bisa bekerja dengan gaji yang cukup untuk hidup sebulan.

Setelah kembali menjalani hari-hari menjadi mahasiswa pada umumnya, kuliah. Hampir semua aktivitas lembaga kemahasiswaan Saya tinggalkan. Saya kembali menjalani kuliah, praktikum, dan berdialog tentang keilmuan Jurusan Biologi. Setelah fokus dengan Ilmu Biologi setahun belakangan ini. Saya merasa religius dan merasa benar-benar manusia dikendalikan oleh kekuatan yang maha dahsyat, kekuatan Tuhan. Semakin Saya mencoba mendalami Ilmu ini, saat itu pula muncul pertanyaan yang tak bisa Saya dapatkan. Patah arang.

Namun ketidaktahuan ini semacam candu untuk terus mencari kebenaran di balik kebenaran.

Terlepas dari kuliah aktif selama setahun ini akhirnya tiba juga menjalani KKN. Aku mengambil KKN yang dipadukan dengan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Kota Parapare. Nuansa di sana memang tak seperti daerah lain. Nuansa kota sangat terasa. Bak tak beranjak dari Makassar. Suatu kesyukuran karena Saya ditempat di daerah pedesaanya. Hingga nuansa pedesaan tetap kami rasakan. Saya menjalani masa-masa KKN di bersama delapan belas teman yang berasal dari empat fakultas berbeda. Ada dari Fakultas Bahasa dan Sastra, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Fakultas Seni dan Desain dan terakhir Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, fakultas Saya. Suasana KKN memang sangat berbeda dengan suasana kampus. Bergaul dengan masyarakat baru, beradaptasi dengan lingkungan baru, dan bekerja sama dengan teman baru. Saya anggap aktivitas ini sangat menyenangkan. Khazanah hidup semakin kaya.

Terakhir yakni pertemuan dan perpisahan dengan teman sejawat.  Pertengan tahun ini menjadi kado perpisahan untuk teman-teman kuliah. Lebih dari 3 tahun kami  bersama, akhirnya beberapa teman sudah hengkang dari kampus. Mereka telah menyelesaikan kuliahnya. Mulanya hanya lima kini hampir semua meninggalkan kampus. Setelah menjadi sarjana, sebagaian dari mereka melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya, Strata dua. Ada yang menjadi tenaga honorer. Namun ada juga yang masih menganggur. Aku sekarang mencoba menyusul mereka.

Pertemauan dengan teman KKN menjadi kado saya juga di pertengahan tahun ini. Mereka semua berlatar belakang sangat berbeda. Ada Susi dengan badan atletiknya namun hatinya lembut. Ada Sufyan dengan ketekunannya. Ada Lisma dengan godaannya. Ada Imha dan Ewy dengan perhatinnya. Ada Aviv, Mul dan Ozy dengan kemeriahan dan keanggunan seninya. Ada Maryam dengan kepeduliannya kepada anak-anak. Ada Arina dengan kerajingannya memasak. Ada Kris dengan film koreanya. Ada Ode dengan kerajingannya di seksi antar surat dan perlengkapan. Ada Adin dengan kesiapannya untuk kerja kasar. Ada Kahfi dan Malwadi dengan kegigihannya memimpin posko. Ada Endang dengan kejutannya. Ada Maman yang akarba disapa Habibie dengan kemauannya untuk terlibat di segala aktivitas KKN. Terakhir yang hampir terlupa ada Indah dengan talk less do more-nya.
Mudah-mudahan kalian sehat dan tak terjadi malapetaka sehingga kalian lupa dengan kebersamaan kita selama tiga bulan di Kota Bandar Madani. Akhir dari perpisahan Kita disuguhi dengan cucuran keringat plus air mata. Bahkan yang tak akan pernah saya lupakan adalah Adin dan Aviv. Saya melihat mereka adalah style lelaki jantan zaman sekarang. Namun mereka sangat lembut dan ternyata terjadi juga hujan di mata mereka. Mungkin ini dulu yang Aku katakan untuk teman-teman KKN-PPL Lemoe. See you next time.

Cita-citaku sekarang tak muluk-muluk hanya ingin selesai di UNM tahun depan. Aku jalani saja kehidupan ini dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Punya kerjaan yang cukup untuk menabung. Entah peruntukan tabungan itu untuk lanjut sekolah atau sekalian menikah. Terakhir izinkan Saya menutup tulisan ini dengan mengutip kalimat Professional Speaker, Brian Tracy.

Setiap pria dan wanita sukses adalah pemimpi-pemimpi besar. Mereka berimajinasi tentang masa depan mereka, berbuat sebaik mungkin dalam setiap hal, dan bekerja setiap hari menuju visi jauh ke depan yang menjadi tujuan mereka. (*)

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar

Mari berkomentar dengan santun dan bertanggung jawab!