Harga Mati untuk Mimpi

By Hamidah Foundation - 17.01



Hari ini aku bersama teman di Jurusan Biologi UNM menghadap ke Kepala LPM UNM Prof. Dr. Ir. Muhammad Ardi. Alasan kedatangan kami yakni meminta keringanan teman aku dalam menjalankan mata kuliah KKN dan PPL. Dia berencana tak mengikuti KKN dan PPL ini.

Ayahnya sakit keras. Adik dan Ibunya butuh uang belanja sehari-hari. Dia kini adalah tulang punggung keluarga. Setiap hari ia mesti banting tulang menjadi pengajar di bimbingan belajar. Menjual pulsa pun dia lakukan untuk sekadar membeli tempe sebagai pengganjal perut.

Namun yang membuat aku salut adalah  kepercayanya pada mimpi. Mimpi yang dia telah patrikan dalam hatinya. Katanya hanya satu cita-citanya, dia ingin memberikan uang kepada orang tuanya. Tak mau mengeluh kepada siapapun termasuk ibu dan ayahnya.

Setelah tiga hari pertemuan kami dengan Prof Ardi tertunda, akhirnya kami bisa bersua dengannya. Dengan nada pelan kami menyampaikan maksud kami kepadanya. Namun siapa nyana respon darinya tak seperti yang kami inginkan. Teman aku ogah mendapat kebijakan untuk tak mengikuti  KKN dan PPL. Aku kecewa dengan nada yang keluar dari Prof. Ardi. Namun muka temanku tak memperlihatkan hal yang aku rasakan. Dia hanya masih bisa tersenyum. Aku tak tahu isi hatinya.

Selepas perkataan itu, Prof. Ardi memberikan kami alasan yang konkret tentang alasannya menolak permintaan kami. “Hal ini mesti kami lakukan mengingat inilah peran lembaga. Mungkin diluar sana ada banyak yang bernasib seperti kamu. Jika kami memberikan izin kepada kamu maka apa lagi peran lembaga,” katanya.

“Mengejar cita-cita itu melalui banyak hambatan. Ada yang mudah kita dapatkan, ada juga yang sangat sulit. Cita-citamu ingin menjadi sarjana, mungkin ini adalah tantangan kamu,” lanjutnya.

Kami memang pulang dengan tangan kosong. Tanpa kebijakan yang kami dambakan. Tak mengikuti KKN dan PPL. Tapi pelajaran hidup dari Prof. Ardi memberikan kamu motivasi untuk melanjutkan mimpi kami. Hal ini membuat aku terkenang kata teman. Bermimpilah! Anda ingin menjadi presiden, pejabat, orang kaya atau apapun yang menjadi parameter keberhasilan seseorang. Karena bermimpi gratis. Tak ada yang melarang. Mimpi adalah kompas kehidupan, penuntun kita disaat kacau, disaat buntu. Mengejar mimpi adalah harga mati.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar

Mari berkomentar dengan santun dan bertanggung jawab!