Hari Jumat, 8 Maret, aku melakukan perjalanan tunggal
menuju kampung halaman, Bissoloro. Desa ini terletak di sebelah timur Kota
Sungguminasa. Jaraknya sekitar 50 Km. Jika menggunakan motor maka akan ditempuh
kurang lebih satu jam. Bissoloro berada di Kecamatan Bungaya. Aku lahir dan
besar di sini. Desa ini berada di atas gunung. Jika kita berada di sini, maka Kota
Makassar dan Kota Sungguminasa bisa terlihat. Begitu indah. Apalagi jika malam
tiba. Kerlap-kerlip lampu seperti harmoni musik. Bendungan Bili-bili pun sangat
jelas terlihat di desa ini.
Bendungan Bili-bili nampak terlihat dari desa Bissoloro (dokumen pribadi) |
Namun setelah sekian lama tak menginjakkan kaki di desa
ini aku dihadapkan dengan lahan jagung. Hutan kini berubah menjadi lahan penanaman
komoditas jagung, lereng berubah menjadi kebun jagung, hutan pinus disulap
menjadi tempat penanaman padi, hamparan rumput dijadikan kebun berbagai macam
tanaman. Hingga banyak hewan terengggut habitatnya dan tumbuhan liar mati
ditebas penduduk setempat. Rumah panggung digeser dengan susunan bata merah. Mandi
bersama di sumur umum tak terlihat lagi. Warga sudah menggunakan selang panjang
dan mesin untuk mengangkut air. Padahal mandi dan mengambil air di sumur adalah
ajang sosialisasi warga. Kini setelah moderisasi, sosialisasi kini tak terlihat
lagi. Ternyata sudah banyak yang berubah.
Bahkan beberapa tahun yang lalu terdengar isu eksploitasi
hutan terjadi di desa ini. Namun isu itu berhenti dan tak pernah terdengar lagi
sampai sekarang.
Mata pencarian penduduk setempat memang adalah pertanian
dan perkebunan. Pertanian sudah sejak lama tapi sektor perkebunan baru dijalani
penduduk setempat belakangan ini. Hal ini dimulai sejak adanya investor yang
membeli beratus-ratus hektar tanah milik penduduk. Investor ini berasal dari
swasta, universitas dan birokrat Sulsel.
Area dusun di gerbang desa banyak berdiri villa
milik orang-orang berduit. Pohon ditebang dan dijadikan lahan penanaman
komoditas jagung di sekitar villa. Aku menduga mereka mendirikan villa karena
pemandangan eksotik desa ini.
Penduduk menebang pohon dan menjadikannya kebun (dokumen pribadi) |
Ada
Pohon Pinus, Gurun, dan Hutan Bambu
Kita tinggalkan tentang hiruk pikuk moderisasi desa
ini. Sekarang lebih baik kita berbicara tentang keindahan desa yang tersisa. Desa
ini membuat aku menjadi bangga karena udara bersih dan pemandangan pegunungan
yang tak kalah dari Malino, hutan tropis, dan aneka macam tumbuhan. Kebetulan
rumah nenek yang aku tempati berada di puncak gunung. Jadi, jika kita melihat
ke depan rumah terhampar sawah dan hutan bambu. Hutan pinus tertata rapi di
belakang rumah.
Semua masih terjaga meski sudah banyak kebun di
tengah hutan tersebut. Namun jika keinginan penduduk mencari laba tak
terkendali maka tak akan lama lagi hutan ini akan menjadi gundul dan berubah
menjadi kebun. Hanya tanah yang terlihat. Tak ada pohon bambu, pinus, dan pohon
tropis lainnya.
Gunung-gunung di desa Bissoloro yang penuh dengan anekaragam tumbuhan (dokumen pribadi) |
Jika kita menuju ke arah desa lain hutan pinus
tertata rapi di sepanjang jalan. Perbatasan desa di ujung timur terdapat tanah
yang tandus, seakan di gurun. Pemandangan gurun ini berada di tengah-tengah gunung
hijau. Suksesi masih belum terjadi di lahan kering ini. Entah kejadian alam apa
yang menyebabkan demikian. Ini sudah ada sejak aku masih kecil. Kakek pun tak
tahu apa penyebabnya. Oh…iya...aku tinggal bersama kakek dan nenek. Hanya kami
bertiga di rumah ini. Semua paman dan bibi sudah mempunyai rumah sendiri. Jadi
mereka hanya berdua di rumah ini.
Meski desa ini cukup dekat dengan kota namun
jaringan komunikasi sangat susah di area ini. Maklum desa ini berada di
tengah-tengah pegunungan. Selain itu tak ada tower provider yang berdiri di
sini. Kita mesti mencari tempat yang strategis untuk mendapatkan jaringan
handphone.
Hari minggu (10/3) pagi, aku berencana mengunjungi
gurun di batas desa. Tak sabar rasanya ingin mengunjungi area tersebut. Namun
karena cuaca yang sangat ekstrem, diputuskan menunda mengunjungi area tersebut.
Mungkin di lain waktu aku akan menulis detail tempat tersebut. (*)
0 komentar
Mari berkomentar dengan santun dan bertanggung jawab!